Batam, DB – M. A Kavi Anshary yang akrab disapa Kavi siap mendukung Gerakan Barelang Bertanjak (GBB) yang digaungkan selama ini di Rempang.
Calon Tunggal Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Batam itu, menyatakan kesiapannya atas gerakan tersebut, dimana Gerakan Barelang Bertanjak itu diinisiasi oleh Perkumpulan Rempang Galang Bersatu (PRGB), PWI Kepri, Komunitas Seni Rumah Hitam dan Bengkel Tanjak Rumah Hitam.
” Gerakan Barelang Bertanjak atau GBB sepatutnya dapat sambutan dari seluruh komponen masyarakat Batam, Rempang dan Galang, atau Barelang. PWI Batam juga tak mau ketinggalan,” kata Kavi, kamis (13/3).
Sebagai langkah awal sebut Kavi, untuk Konfrensi Kota (konferkot) PWI Batam, Sabtu (15/3) di golden prawn semua pengurus PWI Batam akan memakai tanjak.
” Untuk itu saya datang ke galeri Bengkel Tanjak Rumah Hitam. Atas nama PWI Batam, kita haturkan terimakasih, karena Rumah Hitam berkenan jadi sponsor pengadaan tanjak konfercab PWI Batam,” sebutnya.
Presiden Komunitas Seni Rumah Hitam, Tarmizi selaku penggerak Bengkel Tanjak Rumah Hitam mengatakan, pihaknya akan terus mensponsori beragam majelis yang digelar dan beragam organisasi yang ada di Batam.
” Tidak hanya PWI, organisasi apapun yang menggelar kegiatan, kita sedia jadi sponsor pengadaan tanjak, berapapun jumlah yang dibutuhkan. Kita ingin GBB semakin masif di Batam Rempang dan Galang, atau Barelang,” kata Tarmizi yang juga pengurus bidang seni budaya PWI Kepri tersebut.
Dikatakan Tarmizi, untuk konferkot PWI Batam, Bengkel Tanjak Rumah Hitam mensponsori 70 buah tanjak, yang mana satu tanjak seharga 150 ribu rupiah.
” Ini komitmen Rumah Hitam menyukseskan Gerakan Barelang Bertanjak atau GBB yang kita harapkan menjadi langkah awal, agar tanjak kian membumi serata Barelang,” tuturnya.
Tanjak kata Tarmizi, merupakan warisan budaya Melayu sebagai simbol kehormatan lelaki Melayu. Melayu itu tidak dalam ruang lingkup kecil, tapi Melayu sebagai bangsa yang terdiri dari berbilang suku.
Tarmizi mengajak siapa saja untuk membiasakan memakai tanjak dalam aktifitas keseharian.
” Kehadapan kita berharap semakin ramai yang menyukai memakai tanjak. Tentunya tanjak yang berpatutan, sebagaimana kebiasaan memakai topi. Tapi kita pelan – pelan meninggalkan topi, tapi guna tanjak sebagai jati diri,” pungkas Tarmizi. (78).
red/PWI Batam.